CNN News

Minggu, 02 November 2008

STASIUN METEOROLOGI MARITIM

KEDUDUKAN DAN TUGAS

Organisasi Stasiun Meteorologi Maritim ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Nomor : KEP 005 Tahun 2004 tanggal 5 Oktober 2004

Stasiun Meteorologi Maritim mempunyai tugas melaksanakan pengamatan, pengumpulan dan penyebaran data, pengolahan, analisis dan prakiraan didalam wilayahnya serta pelayanan jasa meteorologI

Selaku Port Meteorological Office (PMO) juga melakukan tugas :

  • Pemeriksaan peralatan pengamatan meteorologi atas dasar permintaan nakhoda kapal serta memberikan beberapa petunjuk dan saran dalam masalah kecuacaan
  • Memelihara kontak dengan petugas pengamat cuaca di kapal serta melakukan pemeriksaan/ inspeksi peralatan pengamat cuaca yang terdapat di kapal
  • Memelihara hubungan baik dengan para pemilik kapal maupun agen kapal, dari berbagai kebangsaan, dengan tujuan mengadakan kerjasama dengan kapal ataupun dalam rangka lebih menggiatkan pengamatan cuaca di laut.


 

JUMLAH STASIUN

Stasiun Meteorologi Maritim ada 10 (sepuluh) :

1. Stasiun Meteorologi Maritim Belawan

2. Stasiun Meteorologi Maritim Teluk Bayur

3. Stasiun Meteorologi Maritim Panjang Lampung

4. Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok

5. Stasiun Meteorologi Maritim Semarang

6. Stasiun Meteorologi Maritim Surabaya

7. Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak

8. Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar

9. Stasiun Meteorologi Maritim Kendari

10. Stasiun Meteorologi Maritim Bitung

KEGIATAN STASIUN

OBSERVASI

Pengamatan konvensional

Pengamatan Automatic (AWS)

Komunikasi : Pengumpulan/ penyebaran data, informasi cuaca dan gelombang melalui Computer Message Switching System (CMSS), Internet, Faximile, Telepon

Peralatan teknis : memelihara/ memperbaiki peralatan , pengecekan peralatan meteo di kapal dan di Stasiun.


 

DATA DAN INFORMASI

Pengolahan Data : Klimat, Data dari alat AWS, Ploting data synop dan pibal.

Akses data satelit via internet

Analisa Peta Synoptic

Membuat Prakiraan Cuaca dan Gelombang

Pelayanan Jasa Meteorologi

PORT METEOROLOGICAL OFFICE (PMO)

Kunjungan ke kapal-kapal

Ikut serta berlayar (Family Voyage)

PRODUK JASA METEOROLOGI MARITIM

Data Klimatologi

Data hasil pengamatan AWS

Weather Bulletin for Shipping

Informasi Cuaca Pelayaran

Prakiraan Cuaca dan Gelombang di Pelabuhan

Analisis/ Prakiraan Gelombang, Arus laut, Upweling mengunakan program Windwaves-05

DAFTAR ALAMAT, TELEPON, TELEFAC DAN EMAIL

NO.

KANTOR

TELEPON

TELEFAX

E' MAIL

ALAMAT KANTOR

1

STAMET MARITIM TANJUNG PRIOK

021 43901650,

021 4351366

021 43930339

martpk04@yahoo.com

mar_tpk@jakarta.wasantara.net.id

Jln. Padamarang no. 4A Pelabuhan Tanjung Priok , Jakarta Utara 14310

2

STAMET MARITIM BELAWAN

061 6840340

061 6841851

stamar_blw@hotmail.com

Jln. Raya Pelabuhan III Gabion Ringkai Begawan-Medan

3

STAMET MARITIM TELUK BAYUR

0751 62331

0751 62331

meteomaritim_tlbayur@yahoo.co.id

Jln. Cilacap No. 31A Padang 25217

4

STAMET MARITIM PANJANG LAMPUNG

0721 342219

0721 257711

stamarpjg@yahoo.com

Jln. Djawa No. 12 Pelabuhan Panjang Bandar Lampung

5

STAMET MARITIM SEMARANG

024 3559194

024 3549050

sta_mar2@hotmail.com

Jln. Deli no. 3 Pelabuhan Emas Semarang

6

STAMET MARITIM PONTIANAK

0561 769906

0561 769906

tejomaritim06@yahoo.com

Jln. Pelabuhan Dwikora (komplek pelabuhan laut) Pontianak

7

STAMET MARITIM SURABAYA

031 3291439

031 3291439

meteomaritmsby@yahoo.co.id

Jln. Kalimas Baru 97B Perak Surabaya

8

STAMET MARITIM MAKASSAR

0411 319242

0411 328235

meteo_marptr@yahoo.co.id

Jln. Sabutung I no. 30 Paotere Makassar

9

STAMET MARITIM BITUNG

0438 21710

0438 21710

stamarbitung@yahoo.com

Jln. Candi no. 56 Kaduodan Bitung

10

STAMET MARITIM KENDARI

0401 328528

0401 328528

stamarkdi@plasa.com

Jln. Jenderal Sudiramn no. 158 Kendari 93127

11

STA METEOROLOGI CILACAP

0282 534103

0282 534103

yoyoid2002@yahoo.com

Jln. Gatot Subroto no. 20 Cilacap

12

STA METEOROLOGI BIAK

0981 21284

0981 22824

dukuncuaca@yahoo.co.id

Jln. Prof. Moch Yamin Biak

13

STA METEOROLOGI KUPANG

0380 881613

0380 882097

met_kupang@yahoo.com

Jln. Rajawali Penturi Kupang


 

Ocean wave

Ocean surface waves are the result of forces acting on the ocean. The predominant natural forces are pressure or stress from the atmosphere (especially through the winds), earthquakes, gravity of the Earth and celestial bodies (the Moon and Sun), the Coriolis force (due to the Earth's rotation) and surface tension. The characteristics of the waves depend on the controlling forces. Tidal waves are generated by the response to gravity of the Moon and Sun and are rather large-scale waves. Capillary waves, at the other end of the scale, are dominated by surface tension in the water. Where the Earth's gravity and the buoyancy of the water are the major determining factors we have the so-called gravity waves.

Waves may be characterized by their period. This is the time taken by successive wave crests to pass a fixed point. The type and scale of forces acting to create the wave are usually reflected in the period. Figure 1.1 illustrates such a classification of waves.

On large scales, the ordinary tides are ever present but predictable. Less predictable are tsunamis (generated by earthquakes or land movements), which can be catastrophic, and storm surges. The latter are associated with the movement of synoptic or meso-scale atmospheric features and may cause coastal flooding.

Wind-generated gravity waves are almost always present at sea. These waves are generated by winds somewhere on the ocean, be it locally or thousands of kilometres away. They affect a wide range of activities such as shipping, fishing, recreation, coastal and offshore industry, coastal management (defences) and pollution control. They are also very important in the climate processes as they play a large role in exchanges of heat, energy, gases and particles between the oceans and atmosphere. It is these waves which will be our subject in this Guide.

To analyse and predict such waves we need to have a model for them, that is we need to have a theory for how they behave. If we observe the ocean surface we note that the waves often form a rather complex pattern. To begin we will seek a simple starting model, which is consistent with the known dynamics of the ocean surface, and from this we will derive a more complete picture of the wind waves we observe.

The model of the ocean which we use to develop this picture is based on a few quite simple assumptions: • The incompressibility of the water. This means that the density is constant and hence we can derive a continuity equation for the fluid, expressing the conservation of fluid within a small cell of water (called a water particle); • The inviscid nature of the water. This means that the only forces acting on a water particle are gravity and pressure (which acts perpendicular to the surface of the water particle). Friction is ignored; • The fluid flow is irrotational. This means that the individual particles do not rotate. They may move around each other, but there is no twisting action. This allows us to relate the motions of neighbouring particles by defining a scalar quantity, called the velocity potential, for the fluid. The fluid velocity is determined from spatial variations of this quantity.

From these assumptions some equations may be written describe the motion of the fluid

Jumat, 31 Oktober 2008

KUNJUNGAN KE STASIUN METEOROLOGI BANDARA SOEKARNO - HATTA CENGKARENG


 


 


 



 


 


 

    Pada tanggal 9 Juli 2008 kemarin, kelas meteorologi tingkat 1-C telah melakukan kunjungan ke Stasiun Kelas Satu Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng. Pertama-tama kami mengunjungi ruang observasi Aerologi dan pengolahan data Aerologi. Disana kita melihat proses mendapatkan data udara atas dengan menerbangkan balon yang membawa transmitter untuk mengukur data meteorologi di udara atas. Berikut adalah prosesnya :


 

  1. Persiapan Pengamatan
  2. Persiapan Ground Equipment
  3. Persiapan Pengoperasian
  4. Melakukan Base Line Check
  5. Pelepasan Balon
  6. Pengolahan Data
  7. Pengiriman Data


 

1.    Persiapan Pengamatan

Persiapan pengamatan meliputi :

  • Observer harus mengetahui terlebih dahulu keadaan angin, cuaca, lalu lintas udara, memperhitungkan lamanya waktu pemanasan alat, dan harus melakukan urutan peaksanaan pekerjaan dengan waktu yang terbatas, sehingga pengamatan dapat dilakukan tepat waktu.
  • Radiosonde yang lebih lama tersimpan harus dipakai terlebih dahulu.
  • Persiapan awal / test radio
  1. Cocokkan nomer seri pada radio dan baroswitch chart
  2. Membersihkan komutator dan contact arm point
  3. Test high reverence = 95 dengan menghubungkan kabel biru dan putih
  4. Test suhu


 


 


 

2.    Persiapan Ground Equipment

    Persiapan Ground Equipment meliputi :


 

  • Pemanasan

    Alat penerima (Ground Equipment) terlebih dahulu dipanaskan minimal 30 menitsebelum pengamatan dilaksanakan. Gerakkan bagian-bagian yang dapat digerakkan secara manual seperti memutar handle antena dsb, sehingga komponen yang ada benar-benar siap untuk dioperasikan. Berikut adalah gambar Ground Equipment


     


     


     


     


Gambar Ground Equipment


 

  • Checking Antena

    Check kedudukan secara horizontal agar tidak menimbukan kesalahan elevasi. Check posisi antena terhadap titik true north (titik utara sebenarnya) dengan mencocokkan terhadap titik referensi yang telah ditetapkan. Proses ini agar selalu dilakukan minimal 2-3 kali dalam satu bulan. Bila kedudukan antena terhadap true north tidak tepat, maka antena harus diputar secara manual berapa derajat dari titik referensi. Berikut adalah gambar antena penerima


     


Gambar Antena Penerima


 


 


 


 


 


 

3.     Persiapan Pengoperasian

Persiapan pengoperasian meliputi :


 

  1. Persiapan Alat Bantu

    Persiapan alat bantu meliputi pressure check box, base line check box (gambar 3.1), pressure scala,form, aerogram vaisalla,evaluator suhu dan kelembapan, penggaris, kalkulator, computer, stopwatch, grafik koreksi tekanan, dll.


     


     


     


Gambar 3.1 Base Line Check Box


 


 


 

B.    Persiapan Balon

Persiapan balon yakni mengecek berat balon 500/600 gram untuk mencapai kecepatan naik balon (ascent rate) 1000 feet/menit. Tali dipasang dengan panjang 15-20 meter dan parasut dipasang 1-2 meter dibawah balon.


 

C.    Persiapan Transmitter

Persiapan transmitter meliputi :

  • Pilih transmitter yang baik (tidak pecah/rusak) (Gambar 3.2)
  • Bersihkan permukaan komutator dengan menggunakan pinset, tissue, dan alkohol secara hati-hati.
  • Rendam baterai dalam air bersih dengan suhu 20-30 °C selama 2-3 menit.
  • Naikkan tegangan baterai menjadi 18 volt dengan mempergunakan damy load.
  • Test transmitter dengan cara check signal dan frekwensinya setelah baterai dipasang.
  • Test ordinat 95 dengan menghubungkan kabel biru dan putih.
  • Cocokkan nomer baroswitch dengan nomor pressure calibration chart.
  • Perhatikan keadaan fisik sensor suhu (termistor) jika payah atau ada lapisan sensor yang terkelupas, maka sensor tidak dapat dipergunakan dan harus diganti.
  • Sensor suhu jangan terkena air sebelum dilakukan bbase line check.


 


 


Gambar 3.2 Transmitter


 


 


 

4.     Melakukan Base Line Check

Proses melakukan Base Line Check sebagai berikut :


 

  • Masukkan Transmitter kedalam base line check box
  • Masukkan data synoptic ke dalam form sebagai settingan awal
  • Hubungkan kabel biru dan putih pada transmitter untuk memperoleh rekaman suhu dan kelembapan.
  • Jika settingan sudah bewarna hijau semua (gambar 4.1) kita dapat memulai base line check.


     


Gambar 4.1 Base Line Check


 


 


 


 

5.     Pelepasan Balon


 

    Setelah melakukan base line check, selanjutnya kita mempersiapkan pelepasan balon. Proses pelepasan balon meliputi :

  1. Setel frekuensi yang di inginkan. Frekuensi harus mempunyai gangguan/noise yang paling kecil.
  2. Jika frekuensi sudah cocok, maka akan berbunyi dan di monitor akan muncul data satelit yang menerima geombang itu serta observasinya.
  3. Pasang transmitter pada balon yang teah disiapkan.
  4. Tarik pengait balon di barengi dengan mengklik tombol hijau yang ada di monitor. (Gambar 5.1)


 


 


Gambar 5.1 Tahap pelepasan balon


 


 

6. Pengolahan Data


 

Setelah balon dilepas, maka data otomatis akan tercatat ke dalam monitor meliputi satellite yang menangkap sinyal, suhu dan kelembapan, ascent rate,dan arah balon (Gambar 6.1) Setelah balon meledak, maka computer akan mengeluarkan bunyi yang mengindikasikan transmitter kehilangan ketinggian. Hal ini dapat dibuktikan dengan bertambahnya tekanan dan menurunnya grafik ascent rate balon.


 


Gambar 6.1 Pengolahan Data Rason


 


 

7.    Pengiriman Data


 

Cara pengiriman yakni :

  1. Bagian 1 (TTAA-TTBB dan PPAA-PPBB) setelah data disandi dalam komputer observasi, data langsung ditransfer ke komputer pengirim berita dengan cara :
  • Klik 1x "WMO AB", klik "X" (close)
  • Klik 1x "ZAB", selanjutnya koreksi dan kirim berita.
  1. Bagian 2 (TTCC-TTDD dan PPCC-PPDD) setelah install seksi "OFFLINE" data yaitu:
  • Klik 1x "WMO ABCD", klik "X" (close)
  • Klik 1x "ZABCD", selanjutnya koreksi dan kirim berita


 

Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam observasi udara atas :

  1. Perangkat base line check diletakkan tidak terlalu dekat dengan CPU untuk mengurangi gangguan gelombang elektromagnetik yang ditimbulkan terhadap radio transmitter.
  2. dicoba menggunakan baterai "Energizer Lithium" produk USA untuk launching.
  3. Aktifkan receiver dan CPU ± 15 menit sebelum base line check.


 


 


 


 


 


 


 

ALAT-ALAT METEOROLOGI MARITIM


 

    

1. Hand Anemometer ( anemometer tangkai )

  • Alat untuk mengukur arah dan kecepatan angin


 

2. Hand Anemometer ( Siap )

  • Alat untuk mengukur arah dan kecepatan angin


 

3. Aneroid Barometer (Barometer Aneroid)

  • Alat untuk mengukur tekanan udara


 

4. Whiiling Psychrometer ( Psychrometer Putar )

  • Alat untuk mengukur suhu udara dan kelembaban udara


 

STASIUN PENGAMATAN CUACA DI LAUT

1. Surpace Synotic Sea Station

  • Merupakan Stasiun pengamatan cuaca dilaut ang terdiri dari :


 

1.1 MOBIL SHIP STATION

a. Selected ship Station

b. Supplementary Ship Station

c. Auxilary Ship Station


 


1.2 FIXED SHIP STTION

a. Light ship Station

b. Ocean Weaher Station


 

2. Upper Air Synoptic Sea Station

a. Rawin Sonde Station

b. Radio Sonde Station

c. Radio Wind Station

d. Pilot Ballon Station


 

1. Surpace Synotic Sea Station

Merupakan Stasiun Pengamatan Cuaca di permukaan laut


 

1.1 MOBIL SHIP STATION ialah Stasiun Meteorologi yang berada diatas kapal-kapal yang sedang bergerak, baik kapal-kapal Niaga maupun kapal-kapal Riset. Karena itulah dalam setiap laporannya selalu disebutkan posisi kapal, arah serta kecepatan kapal bergerak.

a. Selected ship Station adalah kapal yang diperlengkapi dengan peralatan meteorologi yang telah memiliki sertifikat yang membuat dan mengirimkn dta cuaca secara penuh dengan unsur-nsur sebagai berikut :

    - Arah dan kecepatan angin permukaan

    - Tekanan udara, tendensi dan kaakteristik tekanan

    
 

- Suhu udara

    - Kelembaban dan titik embun

    - Suhu permukaan air laut

    - Gelombang ( arah, tinggi dan periode )

    - Penglihatan mendatar

    - Keadaan Cuaca sekarang dan yang lalu

    - Awan (jumlah, jenis, dan tinggi dasar awan)

    - Arah dan kecepatan gerakan kapal

    - Es dilaut


b. Supplementary Ship Station adalah kapal yang sebagian terbatas peralatan

pengamatan meteorologinya, bersertifikat, yang membuat dan mengirimkan data

cuaca secara singkat.

c. Auxilary Ship Station adalah kapal-kapal yang peralatan meteorologinya sangat

sederhana dan belum bersertifikat.

2. Upper Air Synoptic Sea Station ialah Stasiun pengamatan udara lapisan atas dilautan.


 

1.2 FIXED SHIP STATION ialah Stasiun Pengamatan Cuaca dilaut yang berada diatas kapal yang telah dilengkapi dengan alat meteorologi dan tenaga yang cukup khusus untuk mengadakan pengamatan cuaca serta melaporkan berita cuaca untuk keperluan pertukaran data internasional, biasanya stasiun semacam ini didukung oleh beberapa negara dengan cara mengirimkan kapal secara bergiliran untuk mengadakan pengamatan cuaca pada posisi yang telah ditentukan.

a. Light ship Station adalah Stasiun pengamatan cuaca dilaut yang berada diatas kapal kecil ( semacam kapal pandu)


 

3. Jam-jam Observasi dan Pengiriman

Pengamatan cuaca dari stasiun meteo di darat umumnya dilakukan setiap jam secara terus menerus dari jam 00.00 UTC sampai 23.00 UTC. Pengamatan Cuaca di laut (diatas kapal) biasanya dilakukan pada setiap 6 jam sekali yaitu pada jam-jam 00.00 UTC, 06.00UTC, 12.00 UTC dan 18.00 UTC jam-jam di mana dilakukan Pengamatan Cuaca dinamakan jam Synop ( Synoptic Hour )

Jam Synop 00.00 UTC, 06.00UTC, 12.00 UTC dan 18.00 UTC dinamakan Main Standar Time sedangkan jam Pengamatan 03.00 UTC, 09.00UTC, 15.00 UTC dan 21.00 UTC Intermediate Standar Time ( Standar Penting )

3.1 Pembacaan tekaan udara dilakukan tepat pada jam Standar Time jadi pembacaan

pada Barometer dilakukan setelah semua element selesai dicatat.

3.2 Pencatatan elemen-elemen lainnya dilakukan dalam periode 10 menit sebelum jam

Standar (jam-jam ynoptic).

3.3 Mobil Ship Station harus membuat pengamatan dan melaporkan berita pada Main

Standar Time ( empat hari sekali )

3.4 Apabila keadaan di kapal memungkinkan membuat peramatan lebih dari 4 kali, maka

pengamatan tambahan harus dibuat pada jam Intrmediate Standar Time 03.00 UTC,

09.00UTC, 15.00 UTC dan 21.00 UTC Intermediate Standar Time.

3.5 Dalam keadaan cuaca buruk (Storm) berita-berita cuaca harus dibuat dan dilaporkan

lebih sering dari pada main standar time.

3.6 apabila kapal mempunyai keadaan cuaca buruk yang sangat mendadak, maka

pengamatan cuaca dan laporan berita cuaca harus segera dikirim tanpa terikat akan

jam-jam main standar time.

3.7 Apabila karena kesulitan teknis tidak memungkinkan kapal mengadakan pengamatan

pada Main Standar Time maka jam-jam pengamatan actual harus sedekat mungkin d

engan Main Standar Time. Misalnya main standar time 00.00 utc ialah 23.00 utc atau

01.00 utc.

3.8 Apabila dalam keadaan tertentu pengamatan cuaca/ berita cuaca pada main standar

time (00.00 UTC, 06.00UTC, 12.00 UTC dan 18.00 UTC ) tidak dapat dikirim pada

waktunya maka pengiriman berita-berita tersebut dapat di tunda dalam waktu 4 jam

sesudah Main Standar Time.


 


 

PENGAMATAN METEOROLOGI DILAUT SECARA INSTRUMENTAL


 

1. Tekanan Udara

Alat yang umum dipergunakan untuk pengukuran tekanan udara diatas permukaan

laut ialah Kew Marine Barometer dan Aneroid Barometer ( yang sering digunakan

Precision Aneroid Barometer)


 

2. Suhu Udara dan Kelembaban Udara

Alat yang umum dipergunakan untuk pengukuran Suhu Udara dan Kelembaban

Udara ialah

a. Screen Dry Bulb dan Wet Bulb Thermometer

b. Aspirated Psychrometer dan Whirling Pshychrometer

3. Suhu Air Laut

Alat yang umum dipergunakan untuk pengukuran suhu aira laut ialah

c. Bucket Methode

d. Bucket Thermometer

4. Radiasi Matahari

Cara pengukurannya seperti halnya pengukuran di stasiun darat hanya untuk

menghindari guncangan kapal maka alat dipasang dengan sistim gimbal.

5. Angin

Pengukuran angin baik didarat maupun dilaut (diatas kapal) dapat dilakukan baik

secara instrumental maupun non instrumental. Jika pengukuran secara instrumental

maka alat yang dipergunakan ialah Anemometer.


 

Karena pengaruh arah dan kecepatan kapal maka angin yang terbaca pada Anemometer bukan angin yang sesungguhnya (True Wind) tetapi angin sebagai akibat pergerakan kapal. Angin yang demikian ini disebut Apparent Wind.

Jadi untuk mencari angin yang sesungguhnya (True Wind) perlu diperhitungkan arah haluan dan kecepatan kapal.

5.1 Estimasi Angin

Apabila diatas kapal tidak dipergunakan alat Pengukur angin (Anemometer)

maka arah kecepatan angin dapat di estimasikan secara visual dengan memperhatikan

keadaan permukaan laut (State Of Sea) apabila kapal dalam keadaan berhenti arah angin dapat diperkirakan dengan memperhatikan arah berkibarnya bendera atau asap kapal. Jika kapal sedang dalam keadaan berlayar maka arah angin di estiasikan arah dari mana datangnya gelombang atau buih-buih dipermukaan laut yang disebabkan oleh angin. Arah yang didapatkan dilaporkan sebagai arah angin yang sesungguhnya (True Wind). Pada waktu malam apabila apabila keadaan permukaan laut sukar dilihat karena kegelapan maka arah angin di estimasikan dengan mempertimbangkan atau memperbandingkan arah haluan kapal dengan arah angin yang dirasakan oleh tubuh atau muka observer. Apabila observer berada di dek kapal. Demikian juga kecepatan angin di estiasikan dengan memperhatikan keadaan permukaan laut. Untuk keperluan ini dipergunakan Skala Beaufort ( Beaufort Skala).

Skala Beaufort sangat baik apabila dipergunakan untuk pengamatan gelombang di laut terbuka (Open Sea) serta harus menjadi pertimbangan bahwa angin telah cukup lama bertiup sehingga angin sudah cukup energi untuk menimbulkan gelombang diperairan yang tertutup atau dekat pantai(Shallow) serta angin bertiup dari daratan maka gelombang yang ditimbulkan oleh angin akan lebih kecil